Katekisasi Sidi Difabel

KATEKISASI SIDI DIFABEL

 

Saat Perjamuan Kudus berlangsung…, penyandang disabilitas hanyalah duduk menonton. Dari raut wajahnya terlihat kalau mereka juga ingin ikut. Namun regulasi gereja belum mengijinkannya karena mereka belum angkat sidi. Hal ini menjadi pergumulan bersama. Pertanyaannya bagaimanakah mereka dapat mengikuti perjamuan kudus ini? Jawabannya mereka harus angkat sidi. Bagi disabilitas hambatan intelektual diperlukan bantuan gereja bagaimana mereka dapat mengungkapkan spiritialitasnya. Artinya gereja harus menyesuaikan dan membuat metode-metode yang tepat agar mereka dapat memahami firman Tuhan.

 

Yayasan Idop ni Uhur/ RBM GKPS lewat tim mengadakan penelitian selama 2 Tahun untuk hambatan inteketual ringan, sedang dan berat bagaimana metode pengajaran bagi mereka.  Dalam penelitian ini kita memodifikasi buku Bina Iman untuk murid sidi yang kita sesuaikan dengan kemampuan anak disabilitas (setelah diadakan assessment) dengan hambatan intelektual. Mereka juga memiliki kerinduan untuk berjumpa dengan Tuhannya.

 

Dalam pelaksanaan Katekisasi sidi khusus ini, kita berkoordinasi dengan pendeta resort. Dan membentuk tim pengajar katekisasi sidi khusus di jemaat-jemaat. Mereka dilatih dan dibekali untuk mampu melaksanakan pengajaran. Sosialisasi tentang katekisasi sidi khusus ini dilaksanakan di beberapa gereja.

 

Hingga saat ini sudah beberapa orang yang sudah angkat sidi setelah mengikuti kelas katekisasi sidi khusus. Sungguh suatu kebahagiaan bagi mereka terlebih bagi keluarga melihat anaknya dapat mengkonfirmasi imannya sesuai dengan kemempuannya. Walaupun dia mungkin hanya bernyanyi, menunjukkan gambar Yesus, Alkitab dan gereja karena keterbatasannya. Tapi itu sudah menjadi suka cita yang besar bagi keluarga juga bagi gereja.

 

Sekarang penyandang disabilitas sudah bisa mengikuti Perjamuan Kudus karena mereka sudah angkat sidi. Mereka angkat sidi bukan karena belas kasihan (ikut-ikutan) tapi mereka sudah terlebih dahulu mendapatkan pengajaran. Tentunya pengajaran ini tidak berhenti saat mereka angkat sidi, tapi pembelajaran akan Firman Tuhan tetap dilaksanakan di pos-pos pelayanan RBM. Sungguh besar kasih karunia Tuhan, di mana kuasnaya tidak dibatasi oleh keadaan kita. Justru dalam keterbatasan kita kuasa Tuhan dinayatakan.   Salam Inklusi.


Diposting 29 Agustus 2025 oleh vivi | Gereja Inklusi